METRO, Intisarinews.co.id–– Sebanyak 99 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Dharma Wacana (UDW) Metro resmi dilepas untuk menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2025, Senin (21/7/2025).
Pelepasan ini menjadi momen penting, bukan hanya bagi para mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, yang menjadi lokasi pengabdian selama 40 hari ke depan.
Dalam upacara pelepasan yang digelar di halaman upacara Kampusnya Calon Pemimpin Masa Depan. Dekan FISIP UDW Metro, Sudarman Mersa menyampaikan pesan tegas sekaligus motivasi kepada para mahasiswa.
Ia menekankan pentingnya menjaga nama baik almamater serta mengedepankan etika dan kedisiplinan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
“Saudara-saudara tidak membawa uang, tetapi membawa ilmu dan semangat perubahan. Jadilah fasilitator, tumbuhkan motivasi di tengah masyarakat dan ingat selesai KKN nanti harus membawa inovasi,” kata Sudarman dalam sambutannya.
Menurutnya, KKN bukan sekadar program wajib dalam kurikulum. Di mata UDW, KKN adalah wujud konkret dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.
Lewat kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya hadir sebagai pelengkap aktivitas desa, tetapi sebagai agen perubahan yang menyumbang solusi, ide, dan energi baru.
“Kami berharap mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah mereka pelajari. Karena ilmu yang tidak diterapkan dalam kehidupan itu ibarat pohon yang tak berbuah,” ujarnya.
Trimurjo menjadi lokasi strategis yang dipilih tahun ini. Kecamatan ini memiliki 3 Kelurahan dan 11 Kampung dengan beragam potensi lokal yang masih bisa digali, sekaligus tantangan sosial yang menjadi ladang praktik sosial politik, komunikasi, dan pemberdayaan.
Tantangan utama mahasiswa bukan hanya bagaimana menerapkan teori di lapangan, tetapi bagaimana menjaga sikap dan perilaku di lingkungan yang belum mereka kenal. Dalam konteks inilah, etika dan disiplin menjadi prioritas utama yang ditekankan oleh para dosen pembimbing.
“Fokus kita bukan hanya pada kegiatan fisik atau seremonial, tetapi bagaimana mahasiswa bisa membangun relasi sosial yang sehat, menjaga etika sebagai tamu di kampung orang, dan menjadi bagian dari solusi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Mahasiswa (LP3M), Sigit Setioko mengingatkan agar mahasiswa yang akan tinggal langsung di rumah-rumah warga dan menjadi bagian dari kehidupan desa selama lebih dari sebulan.
“Interaksi yang intens menuntut mereka untuk menyesuaikan diri, menghormati adat istiadat, dan mampu bersikap bijak dalam berbagai situasi sosial. KKN diharapkan menjadi momen transformatif bagi mahasiswa FISIP UDW. Bukan hanya sekadar pelampung nilai akademik, tetapi tonggak perubahan cara berpikir dan bertindak sebagai calon intelektual muda,” bebernya.
Program kerja yang disiapkan pun beragam, mulai dari pendampingan administrasi desa, pelatihan digital marketing untuk UMKM, penyuluhan sosial, edukasi pemuda desa, hingga kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak.
Setiap kelompok mahasiswa akan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang bertanggung jawab memastikan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan berkontribusi nyata terhadap kebutuhan warga.
“Target utamanya adalah agar kampus bisa memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat. Bukan datang lalu pergi, tetapi datang, berproses, dan meninggalkan bekas yang membangun,” tandasnya.
Pelepasan 99 mahasiswa ini bukan hanya seremoni tahunan. Ini adalah panggung awal dari perjalanan panjang pengabdian intelektual muda terhadap bangsanya. Di kampung-kampung Trimurjo, mereka akan belajar bahwa ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk kehidupan yang lebih luas.
Universitas Dharma Wacana Metro, lewat program KKN FISIP ini menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang tak hanya mencetak sarjana, tetapi mencetak insan pembelajar yang peka terhadap persoalan masyarakat dan siap memberikan solusi.
Dan bagi 99 mahasiswa itu, Trimurjo bukan sekadar lokasi pengabdian. Ia adalah ruang tumbuh, tempat belajar memahami masyarakat, tempat menempa tanggung jawab sosial, dan ladang menanam harapan. (*/Man)