Bandar Lampung (ISN)— Direktur PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll, Ir. I Wayan Mandia, M.T., menjadi salah satu narasumber utama dalam Diskusi Publik yang bertajuk “Manfaat Jalan Tol dalam Mendukung Roda Perekonomian Daerah” yang digelar di Co-Working Space, Innovation Center Universitas Bandar Lampung (UBL) pada Kamis (16/10/2025).
Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Bandar Lampung (UBL) yang dihadiri sejumlah stakeholder yakni Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Pariwisata, PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll, PT Hakaaston, MTI Lampung, para pakar, Akademisi dan pengamat terkait.
Selain Ir. I Wayan Mandia, turut hadir sebagai narasumber antara lain Bobby Irawan, S.E., M.Si. (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung), Erwin Oktavianto, S.E., M.M. (Ketua MTI Wilayah Lampung), serta Dr. Defrizal, S.E., M.M. (Dosen dan Pengamat Ekonomi UBL).
Diskusi dipandu oleh Aditya Mahatidinar Hidayat, Ph.D., dosen Fakultas Teknik UBL yang juga dikenal aktif dalam pengamat infrastruktur dan transportasi daerah.
Dalam pemaparannya, Ir. I Wayan Mandia menegaskan bahwa pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud nyata kontribusi negara terhadap pemerataan ekonomi dan kemajuan daerah. Ia menyebut bahwa keberadaan Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar tidak hanya mempercepat arus transportasi dan logistik, tetapi juga membuka peluang baru bagi tumbuhnya pusat ekonomi lokal.
“Jalan tol bukan sekadar infrastruktur penghubung, tetapi juga penggerak roda perekonomian. Tol ini telah menjadi urat nadi distribusi barang, pariwisata, dan investasi di Provinsi Lampung,” ujar Mandia dalam sesi diskusi.
Sementara itu, Bobby Irawan, S.E., M.Si., Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, menegaskan bahwa keberadaan jalan tol memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata di daerah. Menurutnya, aksesibilitas merupakan prasyarat dasar bagi perkembangan pariwisata, karena kemudahan akses mampu membuka potensi destinasi yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Aksesibilitas adalah kunci utama. Jalan tol secara nyata telah mengurangi waktu tempuh, menurunkan biaya perjalanan, dan meningkatkan frekuensi kunjungan wisatawan. Ketika orang bisa datang lebih cepat dan dengan biaya lebih efisien, maka aktivitas wisata akan tumbuh dengan sendirinya,” ujar Bobby.
Sementara itu, Dr. Defrizal, S.E., M.M., dosen sekaligus pengamat ekonomi Universitas Bandar Lampung, menilai bahwa keberadaan jalan tol memiliki dampak signifikan terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung. Ia menjelaskan, tol bukan hanya sekadar jalur transportasi, tetapi juga infrastruktur ekonomi yang menciptakan kepastian waktu dan efisiensi distribusi barang, terutama hasil pertanian Lampung yang menjadi komoditas unggulan daerah.
“Dengan adanya tol mungkin kita lihat resiko barang-barang pertanian yang masuk ke jakarta memiliki kepastian karena sisi waktu yang menentukan. Produk-produk pertanian seperti agro dan hasil perkebunan lainnya kini memiliki kepastian waktu pengiriman. Ini penting, karena dalam dunia perdagangan, waktu adalah faktor yang sangat menentukan nilai ekonomi,” jelas Defrizal.
Ia juga menekankan bahwa kehadiran tol membuka peluang besar bagi daerah-daerah di sekitar ruas jalan untuk menarik minat investor baru. Akses yang lebih cepat dan biaya logistik yang lebih efisien membuat para pelaku usaha lebih percaya diri menanamkan modalnya di Lampung.
“Ketika akses jalan baik, maka risiko investasi menurun. Investor akan lebih mudah menilai potensi daerah karena kemudahan mobilitas barang, tenaga kerja, dan bahan baku. Itulah mengapa tol menjadi instrumen penting dalam menciptakan iklim investasi yang sehat dan berdaya saing,” paparnya.
Sementara itu, Erwin Oktavianto, S.E., M.M., selaku Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Lampung, menuturkan bahwa keberadaan jalan tol telah memberikan dampak luas terhadap dinamika perekonomian daerah, terutama dalam menciptakan peluang kerja dan meningkatkan efisiensi sektor logistik.
“Tol memiliki efek ganda. Selain membuka kesempatan kerja baru di sekitar wilayah operasionalnya, keberadaannya juga meningkatkan efektivitas pengiriman barang dan layanan transportasi. Kini, komoditas dari Lampung bisa sampai ke pasar utama seperti Jakarta atau Palembang dalam waktu yang jauh lebih cepat,” ujar Erwin.
Lebih jauh, Erwin menyoroti bahwa kehadiran tol juga memberikan dampak positif terhadap sektor pendukung lainnya, seperti penginapan, kuliner, dan layanan perjalanan. Pertumbuhan tersebut menjadi indikator kuat bahwa jalan tol tidak hanya mempermudah mobilitas, tetapi juga menghidupkan kembali ekonomi lokal di kawasan sekitarnya.
“Dengan adanya jalan tol, sektor pariwisata Lampung juga berkembang pesat. Akses menuju destinasi unggulan kini lebih mudah dijangkau wisatawan. Peningkatan kunjungan wisata ini secara otomatis mendorong tumbuhnya usaha akomodasi, restoran, dan industri kreatif masyarakat. Semua ini adalah gambaran nyata bahwa jalan tol benar-benar memberikan efek langsung terhadap perekonomian,” pungkasnya.
Diskusi publik yang berlangsung interaktif tersebut menjadi ruang refleksi dan kolaborasi bersama untuk mengoptimalkan peran infrastruktur dalam mendukung kemajuan daerah. UBL mengapresiasi partisipasi aktif Manajemen Tol Bakter dan seluruh narasumber yang telah berbagi pandangan dan pengalaman, sebagai bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan industri menuju pembangunan Lampung yang lebih maju dan berdaya saing.