Bang Baron : OPD & Unsur Kepemerintahan Kota Metro Hanya Paham Seremonial, HUT Kota Metro Trend Nasional/Internasional Sebagai Event Identitas Daerah

Kota Metro, Intisarinews.co.id – Tiga Tahun Berturut Event Metro Fair yang menjadi ajang Perayaan HUT Kota Metro, melulu tidak ada Peran Pemerintah dan pihak Forkopimda Lintas Sektoral dalam memeriahkannya. Momen HUT Sebuah Daerah menjadi trend nasional dan internasional, sebagai event identitas sebuah perkembangan daerah.
Terparah pada perayaan HUT Kota Metro Ke 88 digelar di Ruah Terbuka Hijau (RTH), Mulyojati, Kecamatan Metro Barat Kota Metro. Pihak OPD dan Unsur Kepemerintahan Kota Metro, hanya paham sebuah kegiatan seremonial, tidak ada wujud peduli terhadap kemajuan sebuah daerah dan tidak peduli akan sebuah momen besar untuk masyarakat Kota Metro itu sendiri. Penilaian itu diutarakan tegas oleh salah satu tokoh pemuda Kota Metro, Aan Supriadi yang akrab di sapa Bang Baron. Selasa, 17/06/2025.
“Mana? yang katanya Kota Metro ada banyak pembinaan UMKM, Balai Latihan Kerja hingga Kesenian dan Kerajinannya yang tersebar di 22 Kelurahan se Kota Metro. Mana ? katanya wujud pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan terbaik. Mana ? yang katanya Kota segudang Prestasi.”Ungkap Bang Baron.
Menurut Aan, penilaian itu disampaikan bukan tidak mendasar. Perlu di ingatkan bahwa, momen Hari Jadi atau kental dengan bahasa Ulang Tahun, mengingatkan kita semua kepada arti dari perjalanan hidup terdahulu, dan evaluasi kegiatan hidup di masa kini serta strategi untuk kehidupan mendatang. Inilah disebut dengan tiga dimensi waktu, menjadi perenungan bagi setiap Hari Jadi atau Ulang Tahun bagi siapapun, termasuk sebuah negara, daerah Kabupaten/Kota bahkan Provinsi.
“Di saat event Ulang Tahun inilah kita memerlukan suatu tindakan dan jiwa besar untuk mengkaji dan mengkaji kembali tentang apa-apa yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan sebagai antisipasi terhadap masalah-masalah yang sama muncul dimasa mendatang”.katanya.
Masih menurut Aan Supriadi yang akrab di sapa Baron, pada Momen hari jadi Kota Metro merupakan ulang tahun sebuah pemerintahan Kota yang setiap tahunnya pada bulan Juni dan di rayakan dengan judul “METRO FAIR”. Peristiwa Ulang Tahun ini juga sekaligus mengingatkan kita semua bahwa pemerintah dibentuk adalah untuk melayani masyarakat dan dengan pemahaman ini sudah tentunya kita perlu melihat apa-apa kegiatan kita yang belum sepenuhnya mampu melayani keinginan dan tuntutan masyarakat.
Banyak hal telah dilakukan oleh Pemerintah Kota seperti masalah Pengetatan administrasi kependudukan warga, masalah kebersihan, masalah ketertiban kota termasuk masalah pedagang kaki lima, aspek pelayanan masyarakat dan aspek yang menonjol adalah ketertiban lalu lintas, serta pada sektor pembangunan baik SDM dan Infrasturktur.
“Perlu dipahami bersama bahwa makna Ulang Tahun, ditempatkan sebagai momentum untuk melakukan perenungan yang mendalam, bukan dilihat dari segi seremoninya. Momentum Hari Ulang Tahun mengingatkan tentang peranan orang-orang yang meletakkan dasar pertama berdirinya sebuah Pemerintahan Kota, dan belajar mencari sisi positif dari apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu, dari para pemimpin pemerintah Kota, dan dengan demikian dapat memiliki perbandingan yang komprehensif didalam menetapkan arah kedepan bagi kelangsungan kegiatan dari pemerintah Kota”.Ungkapnya.
“Mustinya, momen ini dapat meriah dan sebagai wujud penanaman identitas daerah, lewat Pameran Budaya, Pameran Pembangunan, Pameran Pelayanan, Pameran Kamtibmas, Pameran Prestasi Daerah, Pameran Prestasi Wisata, Olahraga dan Pendidikan, Pameran lintas Agama. Semua di jadikan satu padu dalam rangkaian HUT Kota Metro. Bukan Hanya Upacara, Paripurna Istimewa, Tabur Bunga”. Tegas Baron.
Masih kata Baron, Kota Metro yang berwawasan Pendidikan dan wawasan Budaya adalah merupakan strategi jitu guna mengedepankan nilai-nilai luhur budaya yang selama ini ada dan berlangsung ditengah masyarakat Kota Metro. Memberikan sentuhan yang dinamis dan kreatif didalam menempatkan nilai-nilai budaya tersebut dalam kegiatan pembangunan Kota Metro dimasa kini dan mendatang.
Namun, dapat dilihat sendiri hajat Kota Metro yang ke 88 tahun 2025 saat ini, lebih buruk dari sebelumnya. Pertama, peran andil dari OPD Pemerintah Kota Metro menganggap acara Metro Fair hanyalah kegiatan biasa seperti even seremonial. Panitia pelaksana telah memberikan surat undangan dan pemberitahuan untuk partisipasi. Namun pada kenyataannya tidak ada yang menggubrisnya, hingga sampai hari atau malam ke 7 Metro Fair, yang jatuh pada Selasa,17/06/2025.
Lebih kurang, 27 Stand disediakan panitia, hanya terisi 12 diantaranya : Stand RSUD Jend.A.Yani, Stand RS Wardiwaluyo, Stand RS Muhammadiyah, Stand Bank Mandiri, Stand Yamaha Motor, Stand Dinas Kominfo, Stand Bank Eka, Stand Bank Lampung, Stand Universitas Muhamadiyah, Stan BNI, Stand Bank Metro Madani, Stand Srikandi Mubaroq menyatu dengan toko alat pertanian, Stand Dinas Pertanian meski hanya memajang Unit Mobil Puskeswan, Stand Dinas Kesehatan.
Kemudian, Tenda UMKM disediakan 39 unit, terisi hanya 11 unit. Di tengah acara tenda tenda tersebut kosong melompong, padahal beberapa OPD bahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Bangkit Haryo Utomo kerap datang pada acara Metro Fair tersebut.
Baron melanjutkan, banyaknya stand yang kosong tersebut, mestinya Unsur Pimpinan Daerah, Forkopimda lebih peka dan saling berkoordinasi. Apa apa saja yang memang harus di lakukan dalam momen ini, bukan hanya memahami seremoninya saja.
Pameran Pelayanan dapat di buat dan disugukan bagi warga masyarakat Kota Metro, dari sisi pelayanan Administrasi kependudukan, Perizinan, Kesosialian, PPA dan lainnya, tanggung jawab dari Disdukcapil, PTSP, Disos, DP3KB, Bagian Unit SIM-SKCK-PPA Kepolisian.
Pameran Kamtibmas, tanggungjawab Kepolisian/TNI,Pol PP, dan melibatkan Ormas/LSM. Demikian juga dengan Pameran Prestasi Pendidikan, Wisata dan Olahraga menjadi tanggungjawab pihak OPD dan sektor lainnya yang menyangkut ini. Pameran Budaya, Sejarah, Lintas Agama dan Pembangunan, juga melibatkan dari pihak forum Kecamatan/Kelurahan, para Tokoh.
“Inilah dasar bahwa memang tidak adanya empati pihak Kepemerintahan Kota Metro dalam memaknai dan memeriahkan HUT sebuah Daerah sebagai wujud perenungan dan identitas daerah bersama dengan kepentingan masyarakatnya. Yang mereka tau hanya sebuah program yang berujung meninggalkan jejak sebuah seremonial belaka.”pungkasnya. (Rls)

Loading

Related posts

Leave a Comment